jeti

Our gloves(oneshoot)

Our gloves (oneshoot)

 

 

 

Cast : cari sendiri

 

Author : simple jeti

 

 

Much typo, enjoy the story. Oh ya cerita ini saya ambil dari kartun yang saya tonton, jadi kalo ada kesamaan cerita memang saya terkesan sama inti ceritanya makanya saya mau share ke kalian. Simple tapi bikin saya keinget.

 

 

 

***

 

 

 

 

“Ayo kak kita berangkat dari pada kita ketinggalan bis, aku tidak ingin berjalan kaki lagi seperti kemarin” ucap Krystal dengan mengetuk-ngetukan sepatunya menunggu Jessica menyelesaikan sarapan paginya.

 

Jessica yang mendengar hanya bisa sedikit mempercepat makannya.

 

“Ok aku selesai”.

 

“Tapi sarapanmu belum habis sayang”. Ucap mommy jung.

 

“Tidak apa-apa mom, aku tidak mau sepanjang jalan nanti Krystal terus mengomel”. Kata Jessica sambil membenarkan letak sarung tangannya. Sarung tangan istimewanya.

 

Bagaimana tidak istimewa, ini adalah sarung tangan baru miliknya. Bukankah itu sangat bagus, di musim salju ini mereka mempunyai sarung tangan baru yang hangat. Sarung tangan ini bukan sarung tangan biasa, ini adalah sarung tangan rajutan mommy mereka.

 

Punya Jessica berwarna soft pink dengan motif bunga, sedangkan punya Krystal berwarna biru dengan motif garis berwarna merah. Dan yang lebih istimewanya lagi punya Jessica ada inisial J dipunggung tangannya dan punya Krystal adalah K. Sungguh benda yang bisa mereka bangga-banggakan kepada teman-teman mereka karena ini adalah barang yang dibuat mommy mereka dengan penuh cinta.

 

 

****

 

 

Setelah sampai disekolah mereka bermain lempar salju di halaman sekolah dengan teman-teman mereka. Saling melempar bola salju dan dengan cepat mereka membuat bola salju lagi untuk dilemparkan. Mereka melakukan permainan itu selama kurang lebih 1 jam sebelum bel sekolah masuk.

 

Jessica yang sekarang bersekolah setingkat sekolah menengah atas dan Krystal sekolah menengah bawah. Memang mereka berbeda sekolah tetapi masih dalam satu  lingkungan sekolah.

 

Ketika bel masuk kira-kira akan berbunyi mereka mulai memasuki sekolah untuk membersihkan badan mereka, mereka mulsi kedinginan. Walaupun baju mereka tebal, tetapi mereka sedari tadi berada diluar dan menyentuh salju dalam waktu yang lama.

 

“Kakak, sarung tanganku basah. Bagaimana ini? Tanganku serasa membeku”. Ucap Krystal dengan mengerucutkan bibirnya.

 

“Punya kakak juga, mungkin kita perlu menjemurnya diluar. Mungkin saja siang nanti ada matahari”. Jawab Jessica sambil tangannya mengelus lembut rambut Krystal.

 

Mereka pun menjemur sarung tangan mereka dipagar pembatas sekolah yang mempunyai ujung runcing-runcing, dan mereka meletakkan sarung tangan mereka yang sudah diikat menjadi sepasang-sepasang pada ujung tersebut. Mereka mencari tempat yang sekiranya akan terkena sinar matahari yang cukup lama sehingga sarung tangan mereka bisa kering dan saat pulang sekolah nanti bisa mereka pakai lagi.

 

 

***

 

Pada saat menjelang jam pulang sekolah, terlihat sarung tangan mereka sudah mulai kering. Pasti tangan mereka tidak akan membeku lagi.

 

Tetapi tiba-tiba angin kencang entah dari mana datang dan sarung tangan mereka berkibar-kibar tertiup angin. Dan sepasang sarung tangan Jessica pun ikut tertiup angin. Sarung tangan tersebut terbang tertiup anghin tersebut terbawa sampai ke taman kota dekat sekolah mereka. Sarung tangan tersebut menyangkut di dahan pohon.

 

***

 

“Wah, dimana sarung tanganku. Kenapa hanya ada sarung tanganmu di sini”. Ucap Jessica

 

“Aku tidak tau kak, lebih baik kita mencari sambil pulang. Mungkin saja kita akan menemukannya”.

 

“Tapi kan itu sarung tangan buatan mommy”. Jawab Jessica dengan sedih.

 

Mereka pun memutuskan mencari sarung tangan Jessica sampai mereka berada di bis sekolah mereka.

 

***

 

Di taman kota terlihat seorang nenek dan cucunya yang kira-kira berumur 16 tahun, nenek itu adalah seorang penjual bunga plastik buatannya sendiri dan cucunya. Cucunya yang terlihat sedang serius membuat boneka salju, dia bertekat untuk membuat boneka saljunya selesai hari ini. Dia ingin membuat boneka salju yang tingginya sama seperti dia. Pasti kelihatan bagus saat sudah jadi, pikirnya.

 

“Tiffany, sebentar lagi kita akan pindah kesisi taman yang satunya. Di sini sepertinya mulai sepi”. Ucap nenek Tiffany.

 

“Iya nenek, tapi tunggu sebentar ya. Manusia saljuku sebentar lagi selesai”. Ucap Tiffany mempercepat kerjanya. Walaupun tangannya sudah beku sedari tadi, tapi dia bersemangat sekali. Sesekali dia meniupkan udara dari mulutnya ke kedua tangannya, bermaksud sedikit membuat hangat tangannya. Walapun sebenarnya tidak berpengaruh banyak.

 

Dia terus menggelindingkan gulungan saljunya agar menjadi semakin besar. Saat dia serius menggelinding, tiba-tiba kepalanya terbentur sesuatu. Mungkin bukan terbentur, karena benda ini lembut. Saat dia mendongakkan kepalanya, ternyata benda itu adalah sebuah sapu tangan pink dengan hiasan bunga-bunga sedang tersangkut di sebuah dahan pohon. Sarung tangan indah milik siapa pikir Tiffany.

 

Diambilnya sarung tangan itu, dia menoleh ke sekitarnya berpikir mungkin saja pemiliknya sedang mencari sarung tangan indah ini. Setelah menlihat seperti tidak ada yang mencari sarung tangan itu, dia pun mencoba memakainya mengingat dia tidak memakai sarung tangan.

 

“Hangat sekali sarung tangan ini”. Kata Tiffany sambil menangkupkan kedua tangannya ke kedua pipinya, kedua pipinya pun juga ikut terasa hangat. Ternyata begini rasanya kalau dia bisa mempunyai sebuah sarung tangan, benar-benar terasa hangat saat memakainya.

 

“Ayo Tiffany kita pindah tempat”. ucap sang nenek.

 

Dan mereka pun berjalan kesisi taman yang satunya berharap bunganya akan ada pembeli. Saat mereka sudah sampai disana, Tiffany memperlihatkan sarung tangan tersebut ke neneknya.

 

“Nek, aku tadi menemukan sarung tangan ini. Coba nenek yang pakai pasti terasa hangat”. Kata Tiffany sambil memakaikan sarung tangan tersebut.

 

“Yah, ternyata kekecilan ditangan nenek”.

 

“Iya Tiff, tapi kalau pemiliknya datang meminta, kamu harus mengembalikannya ya”. Ucap nenek Tiffany.

 

“Tentu nek, aku memang cuma mencobanya saja. Kalau begitu bagaimana kalau sekarang Tiffany yang menggantikan nenek berjualan bunganya”. Tiffany menggambil keranjang bunga tersebut.

 

***

 

Bersamaan dengan itu bis sekolah Jessica dan Krystal melewati tempat Tiffany dan neneknya. Jessica yang sedang melihat keluar jendela pun secara tidak sengaja melihat neneknya.

 

Jessica yang tidak sengaja melihat sarung tangan anak perempuan penjual bunga itu tentu saja langsung tau kalau itu adalah sarung tangan spesialnya yang hilang. Di langsung saja meminta ijin kepada supir bis sekolahnya untuk turun sebentar, di ikuti Krystal dibelakangnya.

 

***

 

“Ayo-ayo siapa yang mau beli bunga cantik ini, bunga ini tidak akan bisa layu dan tidak perlu disiram air karena bunga cantik ini terbuat dari plastik. Ayo-ayo siapa yang mau beli, nenek dan aku sendiri yang membuatnya”. Teriak Tiffany ceria sambil menunjukkan salah satu bunganya.

 

Jessica yang melihat itu pun terdiam ditempat, dia termenung melihat keadaan gadis di depannya ini. Kenapa dicuaca yang sedingin ini dia tidak memakai baju yang cukup tebal untuk melindunginya dari dingin, pun bajunya yang dia pakai sudah cukup lusuh terlihat ada beberapa yang sedikit berlubang disana-sini.

 

Dan lihat sepatu yang dia pakai, apakah dia sebegitu sukanya dengan warna pink sehingga sepatu yang sudah terlihat kaki dibagian depannya pun masih dipakainya. Bukankah kakinya bisa dipastikan akan kedinginan juga. Lalu bagian dari badannya yang mana yang terasa hangat saat ini, oh iya pasti sarung tangannya terasa hangat pakai oleh gadis itu. Diam-diam dia tersenyum memikirkannya, setidaknya sarung tangan tebal buatan mommynya itu dapat membantu menghangatkannya.

 

Krystal yang berada dibelakang Jessica langsung saja maju karena tidak merasa pergerakan apapun dari kakaknya.

 

“Permisi, itu adalah sarung tangan kakakku”. Ucap Krystal sedikit takut.

 

“Oh iya, aku menemukannya tadi tergantung di dahan pohon”. Tiffany melepaskan sarung tangan itu dan diberikan kepada Krystal.

 

Krystal menghampiri Jessica.” ini kakak sarung tanganmu”.

 

Jessica yang masih termenung menerima sarung tangan itu, dipandangnya tangan telanjang Tiffany yang sekarang sudah mulai sedikit pucat karena mulai kedinginan. Dipandangnya sarung tangan itu. Jessica terdiam sejenak, sarung tangan ini adalah sarung tangan kebanggaannya. Sarung tangan kesayangannya tentu saja. Tapi saat dis melihat gadis yang ada didepannya ini, pantaskah dia berbangga hati hanya karena sarung tangannya kembali.

 

Terus terang dia tidak merasa senang saat sarung tanggannya kembali ke tangannya, saat sebentar daja dia tidak memakai sarung tangannya tadi dia merasa tangannya membeku padahal baju yang dipakainya saat ini tebal dan hangat. Apalagi gadis ini yang bahkan seluruh badannya tidak terlindungi dari dinginnya salju.

 

Saat Jessica memakai sarung tangannya kembali, ada sedikit nyeri dihatinya.

 

“Aku rasa ini bukan punyaku, ini terlalu sempit”. Ucap Jessica akhirnya.

 

“Tapi kak, itu adalah sarung tanganmu”. Ucap Krystal.

 

“Bukan, ini berbeda. Mungkin ini punya orang lain”. Ucap Jessica sambil mengembalikan kepada Tiffany.

 

“Apa kamu yakin?”. Kata Tiffany.

 

“Iya aku yakin, lebih baik kau simpan saja sampai pemiliknya datang”.

 

“Tapi kak, aku yakin sekali kalau itu adalah sarung tanganmu. Coba kakak pakai lagi pasti muat”. Ucap Krystal dengan tidak sabar.

 

“Tidak Krys kakak yakin. Ayo pulang, kasihan sopir bisnya menunggu”. Icap Jessica sambil merangkul pundak adiknya agar berbalik ke arah bis mereka.

 

“Tapi kak, aku sangat yakin kalau itu adalah sarung tangan kakak”.

 

Jessica pun berjalan ke arah bis dengan senyum tidak lepas dari wajahnya.

 

Saat perjalanan pulang ke arah rumah Jessica memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaketnya untuk menghangatkan tangannya. Dengan senyum masih terukir dia mengingat wajah cantik gadis itu, ah kenapa dia tidak terpikir untuk menanyakan namanya. Pasti bagus kalau dia bisa menandai ingatannya bukan hanya tentang wajah cantik itu tetapi namanya juga.

 

“Kakak ini sarung tanganku kakak pakai sebelah ya, biar tanganku yang sebelah aku masukkan ke saku seperti kakak”. Kata Krystal sambil memberikan sarung tangannya yang ada dibagian luar, jadi mereka bisa bergandengan tangan.

 

***

 

“Aku tidak menyesal karena memberikan sarung tangan itu, tapi ku sangat menyesal karena itu adalah buatan mommy”. Jekas Jessica sambil menundukkan kepalanya sedih.

 

“Jadi kamu merelakan sarung tangan itu untuk anak itu?, itu adalah perbuatan yang baik anakku. Mom bangga sekali”. Ucap mommy jung sambil mengelus puncak kepala Jessica.

 

“Oh oh, dan aku juga meminjamkan sebelah sarung tanganku untuk kakak supaya tangan kakak tidak kedinginan, bukankah aku juga berbuat baik”. Timpal Krystal dengan antusias.

 

“Hahaha tentu saja, anak-anak mom selalu berbuat baik”. Jawab mommy jung sambil meraih Jessica dan Krystal kedalam pelukannya.

 

 

 

End

 

 

 

****

 

Hei apa kabar, baik?

 

Gimana feelnya? Lagi pengen ngupload oneshoot aja, yang ringan gini

 

Lagi males aja ngupdate yang chapter, gak tau juga kapan bakal ada semangat buat nerusin itu cerita 😦

 

Oh ya saya mau ngomong aja, mungkin saya gak bakal balesin komentar2 kalian. Dan gak tau kapan bakal mulai bales2 komentar2 kalian lagi, saya harap kalian bisa maklum. Sama halnya saya yang sedang mencoba memaklumi beberapa kondisi.

 

Tapi saya selalu baca komentar2 kalian kok, semuanya.

 

Sekali lagi maap2 kalau ada yg gak suka komentarx gak direspon atau emailnya yg saya bales dengan super singkat. Saya orangnya gak bisa pura2 baik walaupun itu cuma lewat tulisan sekalipun, jadi kalau saya ngasih emot senyum 🙂 . itu emang bener2 saya lagi 🙂 , bukan cuma sekedar ramah tamah apalagi basa yang basi.

 

Tapi saya selalu terbuka buat siapapun yg mau ngemail tanya2 tentang apapun, yah walaupun kadang slow respon 😀 . yup di sini aja ngomong gak jelasnya, silahkan nungguin next update kalau berkenan.

 

 

 

 

 

 

12 thoughts on “Our gloves(oneshoot)”

  1. Aku kira bakal ada romancenya tpi ternyata enggak..
    Tapi gk apa yg penting dpat menghilangkan kekangenan sama jeti

    Like

  2. uhh 3 hari yang lalu, tapi kenapa disini baru muncul dan kamu juga kak ga bilang2 hate chuuuuuu #ehjustkidding. btw beneran baper liat fany kehidupannya kyk gitu, cuaca dingin, teriak2, kasian. diluaran sana juga pasti ada atau mungkin banyak. semoga mereka dpt hidup lebih layak lagi. buat pemerintah tolong diperhatikan ya ini #eh..hahahaha. pelajaran juga buat diri sendiri.

    Like

    1. Hahaha, kamu follow aja wp ini biar bs tau pas aku update
      Oh iya ya emang kgak prnah tak kasih tau ya kalo aku lagi update? Hahaha 😀 😀
      Ya elah pakek bawa pemerintah segala
      Pahlawan perang juga bukan dia 🙂

      Like

  3. Bnr2 mngena bgt.hal yg simpel tp sgt berhrg hikmahny.ketulusan yg mgkin jrg kita jumpai lagi keperdulian yg mulai memudar.
    Ff diatas bisa menampar kita utk sll perduli dgn lingkungan….thanks…

    Like

Leave a reply to annsapr Cancel reply