jeti

Love can’t reach chapter 14 (fake ending)

Love can’t reach chapter 14 (ENDING)

 

 

Cast :

 

– Jessica Jung

 

– Tiffany Hwang

 

 

– Other cast find by your self

 

 

 

Enjoy this story, many typo

 

 

 

*****

 

 

 

Kesesakan yang terasa di dada Jessica bukan lagi membuatnya tidak nyaman, kesesakan ini sudah menjadi kesakitan. Seolah saat sakit ini bertambah sedikit saja, maka jantungnya pun akan meledak.

 

Jessica dengan segala kelelahan dan kesakit hatiannya, masih berada di dalam mobil yang sedang dikendarainya. Tangisan Jessica pun masih terdengar, isakannya pun terasa semakin sering terdengar. Jessica sesekali mengusap pipinya yang basah akibat air mata yang tak kunjung berhenti.

 

Harapan Jessica untuk mendapatkan hati yang tulus untunya hancur sudah, saat Tiffany yang buta akan kehadiran Jessica. Dengan Krys yang bermain di belakangnya, entah Tiffany tau atau tidak Jessica tidak ingin memusingkan itu.

 

Jessica yang matanya sudah terpaku ke arah Tiffany, dan kini ingin berganti arah. Tapi lagi-lagi hati Jessica sudah harus patah sebelum dia sempat berjuang. Jessica rasa alam sangat ingin membuat Jessica sadar akan posisinya yang bukanlah siapa-siapa.

 

Jessica bukanlah seseorang yang istimewa, sehingga tidak perlu berpikir untuk mendapatkan cinta yang istimewa pula.

 

Jessica yang sibuk dengan pikiran dan kesakitannya itu, tidak menyadari kalau mobil yang dikendarainya kini sudah melaju tanpa tahu akan kemana. Dengan kekalutannya itu, Jessica tidak menyadari kalau kini ada mobil yang berlawanan arah dengannya sedang mencoba mendahului kendaraan lain. Sehingga kini mobil itu berada pada lajur milik Jessica.

 

Mobil yang sedang melaju kencang itu pun, kini dengan tidak bisa menghindar langsung menghantam mobil Jessica dari arah depan. Kedua mobil yang sama-sama melaju kencang itu pun bertubrukan dengan bringasnya.

 

Jessica yang tidak terlalu fokus dengan apa yang ada di depannya pun hanya bisa menjerit saat kecelakaan itu terjadi. Dan tiba-tiba saja badan depan mobil Jessica terlihat sudah penyok. Jessica yang berada di dalam mobilnya pun sekarang sampai terhimpit oleh kemudinya.

 

Sesaknya dada Jessica karena sakit hatinya, sekarang digantikan oleh kesesakan yang terasa nyata menyakitkannya. Jessica yang masih terasa bingung dengan apa yang terjadi, semakin lama semakin sadar dengan apa yang sedang dia alami. Jessica hanya bisa terkekeh merasakan apa yang dia alami sekarang.

 

Seolah tidak cukup dengan apa yang dia rasakan dengan hatinya, sekarang Jessica pun dipermainkan oleh alam. Sekali lagi.

 

Jessica yang merasa kepalanya berkeringat, entah kenapa seolah keringat dari kepalanya terasa tidak mau berhenti keluar. Dengan kesadaran yang semakin menurun, Jessica mengangat tangannya walaupun sulit karena tubuhnya yang terhimpit rapat.

 

Saat tangannya mencoba membersihkan keringatnya, yang Jessica lihat bukanlah cairan bening keringatnya. Melainkan cairan merah pekat yang menutupi seluruh telapak tangannya itu.

 

Seketika mata Jessica pun berkunang-kunang, kesadarannya pun semakin menipis. Kaki Jessica sudah tidak dapat digerakkan lagi, sudah mati rasa akibat himpitan badan mobil. Terdengar suara teriakkan orang-orang dari luar.

 

Ada yang berteriak meminta pertolongan, ada yang berteriak untuk membukakan mobil milik Jessica maupun milik lawan hantamannya itu. Ada pula yang berteriak-teriak disebelah mobil Jessica, menyuruhnya agar tetap pada kesadarannya.

 

Tetapi Jessica yang pengelihatannya semakin menggelap, tubuhnya yang semula sakit teramat sangat. Kini perlahan semakin melemas, kesakitannya pun semakin berkurang.

 

Sungguh, kalau ini memang akhir dari kisah hidupnya. Jessica sangat tidak rela, mati dengan keadaan yang menggenaskan seperti ini.

 

Mengenaskan karena, di akhir hidupnya pun dirinya masih tidak mendapatkan seseorang untuk dipegang tangannya setiap waktu. Jessica di akhir hidupnya harus menerima kalau dirinya harus mati dengan sendirian.

 

Di tengah ramainya orang-orang yang berteriak di sekitarnya, dirinya benar-benar merasakan kesepian yang mencekam.

 

Perlahan-lahan kesadaran Jessica semakin melemah, pandangannya yang semula diwarnai dengan hitam bercampur merah. Kini berubah dengan warna hitam yang semakin memeluknya. Warna hitam yang seakan tidak ada cahaya putih setitikpun untuk menerangi pengelihatannya. Dan Jessica pun memilih untuk mengikuti warna hitam itu tanpa ada maksud untuk menolak, karena memang tubuhnya sudah tidak mampu.

 

 

***

 

 

“Jesicaaaa”.

 

Terdengar teriakan dari seorang gadis yang sedang meringkuk itu, tanpa memperdulikan bajunya yang akan kotor karena bersentuhan dengan tanah yang dengan lancangnya mengotori bajunya itu. Menempel dengan tidak tahu diri.

 

Dirinya yang masih tidak bisa menerima kenyataan pahit ini, dirinya yang masih tidak mampu menyadari kalau dia hanyalah seseorang yang sekarang akan sendirian.

 

Tiffany yang sedari tadi hanya bisa meringkuk di atas tanah basah itu, yang hanya bisa sesekali menggaruk tanah dan memukul-mukul tanah itu. Seolah seseorang yang sudah terkubur jauh di dalamnya itu dapat di keluarkan lagi dengan pukulan-pukulan yang dilakukan Tiffany pada tanah itu.

 

Tangisan Tiffany yang meraung-raung seolah tidak ada esok hari lagi untuknya menangis, tangisannya seolah dihabiskannya saat ini juga. Karena memang untuk Tiffany, hari esok sudah tidak ada artinya lagi untuknya. Hari esok hanya akan menjadi lingkaran hitam yang hampa bagi Tiffany. Yang tidak akan ada artinya lagi untuk Tiffany.

 

Tiffany yang tubuhnya sudah lemas, bahkan hanya untuk berdiri saja pun tidak mampu. Kini hanya bisa menangis sebisa yang dia mampu, berharap Jessica bisa mendengar tangisannya dan mau kembali lagi di sisi Tiffany. Tangisan Tiffany yang di iringi nama Jessica yang selalu disebutnya di sela-sela tangisannya itu.

 

Mengapa Jessica tidak mau kembali ke sisinya saat Jessica jelas-jelas mendengar tangisan pilunya. Mengapa Jessica tidak mau mendengar hatinya yang menjerit memintanya untuk kembali. Tiffany bahkan bersumpah kalau Jessica mau kembali ke sisinya, Tiffany berjanji tidak akan memaksa apapun itu.

 

Tiffany berjanji akan menjalani sisa hidupnya tanpa cinta, kalau itu dapat membuat Jessica kembali ke sisinya. Karena memang hatinya sudah terpaut pada Jessica, tidak dapat bergerak kemanapun.

 

“Jesicaaaa, please comeback to me”.

 

Berkali-kali Tiffany meneriakkan kata-kata itu, tetapi mengapa Jessica tetap tidak mau mendengar permintannya ini. Jessica yang dulu bahkan tidak tahan melihat Tiffany meneteskan air matanya, tapi kini saat Tiffany menangis sekeras ini. Jessica tetap tidak mau menghiraukannya. Apakah terkubur jauh di dalam tanah itu lebih nyaman dibandingkan berada di sisinya. Berada di samping Tiffany.

 

Sedangkan di sisi tempat yang lain, masih pada tempat yang sama. Terlihat seorang gadis, yang lebih tepatnya wanita. Karena kegadisannya sudah lebih dulu menghilang, bagaimana mungkin dia masih bisa disebut gadis. Sedang memukul-mukul dada lelaki yang ada di hadapannya itu.

 

“Kalau saja aku lebih agresif pada Jessica, kalau saja mataku selalu tertuju padanya”.

 

“Ini semua salahku, aku yang membuatnya celaka. Aku yang telah membunuhnya”.

 

Dengan brutal wanita itu tetap memukul-mukul dada laki-laki itu seolah lawannya itu tidak dapat merasakan sakit. Sebenarnya wanita itu tadinya sedang memukul-mukul dirinya sendiri sambil terus menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada Jessica. Tetapi sang lelaki dengan sigap menahan tangan sang wanita, jadilah tubuh sang lelaki yang menjadi sasaran pengganti.

 

Penyesalan sang selalu berada jauh di belakang, pada saat kita terlena dengan apa yang kita miliki sekarang. Saat diri kita tidak mau bergerak dengan apa yang kita jalani sekarang, tetapi sang waktu selalu berjalan meninggalkan kita.

 

Tiffany yang bahkan tidak ada kemauan untuk bergerak, tidak ada kemauan untuk menyatakan cintanya kepada Jessica. Kini harus rela tertinggal oleh waktu, kini Jessica tidak dapat lagi terjangkau.

 

 

 

 

 

 

 

THE END

 

 

 

******

 

 

 

Author note :

 

 

Hei reader semua apa kabar 🙂

 

Nih yang pengen ff-nya di update, udah aku update nih 🙂

 

Gimana ceritanya, feelnya dapet enggak? Apa malah garing?

 

 

 

 

 

 

18 thoughts on “Love can’t reach chapter 14 (fake ending)”

  1. hi author-nim apa kabar? as always selalu dpt feelnya. btw ini tengah mlm terus baca ff sad ending potek hatiku.btw thor wae mesti sad ending wae wae 😥 kasian jessi di sisa akhir hidupnya belum dpt kebahagiaan. fany pun. tapi thor itu siapa cewe yang mukul2 cowo tae sama krys kah?

    #btwmakasihthorudahnyempetinupdate
    #loveya
    #ttpsemangat
    #bighug
    #kiss

    Like

  2. Ini ending?? Yaakk.. udah baper2 sma jeti dan taengsic yg mana bagus jd pasangan jessi, eh diending malah gk dapet duaduanya 😣

    Like

  3. Hmm kenapa end nya sad😔
    Jessie belum mendapatlan kebahagiaannya..
    Aku kira sebelum jessie meninggalkan tiffany selamanya.. mereka sudah bahagia. Tp nyata nya tidak.
    Feel nya dapet kk..
    Fighting terus kk.
    Next ff jeti baru ya kk.. hehehe.
    Thanks kk
    Jeti forever..

    Like

  4. ellahhh, ko jadi sad ending gini,,pdhl udh berharap jeti bersatu,
    wae,wae thor,😥😥😥
    sebnarnya berharap ini hnya mimpi trus jeti bersatu,
    😭😭😭😭😭😭

    Like

  5. Sakittttt bgt thor meninggalll???? holyshitttttt💔💔💔💔💔 sakitttt thorr sakitttt huaaa😢😣😭😭😭😭😭

    Like

  6. Why jessi…??
    Gak tau mau komen apa, speechless…😮
    Yg jelas gw sedih karena ff ini end’.
    Thor nanti buat ff Jeti berchapter lagi yaaaa? Gomawo

    Like

  7. Huuaaa… kenapa harus sad endding knp nggak happy endding aja thor..
    plissss… huuaaa….hiks..hiks..hiks.
    😢😭😭😭

    Like

  8. Knp akhirnya harus menyedihkan 😭 knp jessica hrus mati sblum sma tiffany 😭😭 kenapa ending nya haruss sad kenapa gak happy ending jetii nikah teruss punya anak gtuu bulan maduu

    Like

Leave a comment